Seorang pendeta di Minahasa wafat di dalam mobil angkutan kota (angkot), saat dalam perjalanan guna memberi pelayanan doa di sebuah desa dan juga kepergianya berniat untuk memenuhi undangan Partai Gerindra cabang setempat.
Pendeta bernama Worotikan Simon Ngantung (72), pendeta Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) itu, menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (27/10/2013) sekitar pukul 08.00 wita.
Ia wafat saat dalam perjalanan dari GKMI Sario menuju ke Desa Tatelu, Minahasa Utara, dengan menumpang sebuah angkot. Simon, rencananya akan melakukan pelayanan ibadah rukun Tonsea dan juga berniat untuk menghadiri undangan dari Partai Gerindra.
Namun Tuhan berkehendak lain, saat angkot masih di kawasan Pasar 45, dirinya ternyata berpulang Di dalam angkot, dia duduk dan seperti sedang tidur, kepalanya tersandar pada kursi di depannya.
"Kata beberapa orang yang mengantarkannya, mereka kira dia tidur karena pusing, ternyata sudah meninggal," ujar Adrianus Ngantung (61), adik almarhum yang ditemui Tribun Manado di RS Pancaran Kasih Manado.
Dalam ruang jenazah RS Pancaran Kasih, almarhum sudah dipakaikan jas rapi. Selain adiknya, di situ juga terlihat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Sulut Meidy Sumerah yang datang untuk memberikan penguatan dan motivasi kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Saya ke sini karena diberitahukan oleh teman wartawan yang juga pendeta," ungkap Meidy.
Menurut adiknya, almarhum sewaktu di Jakarta memang sudah sakit, tapi saat ke Manado dalam keadaan sehat. Rencananya jenazah akan diberangkatkan ke Jakarta pada Senin (28/10/2013).
"Kurang tahu jam berapa pastinya. Ia tinggal dan juga melayani di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta. Di sini hanya menginap di Pastori GKMI," pungkas adiknya. Source : Tribunnews
Pendeta bernama Worotikan Simon Ngantung (72), pendeta Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) itu, menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (27/10/2013) sekitar pukul 08.00 wita.
Ia wafat saat dalam perjalanan dari GKMI Sario menuju ke Desa Tatelu, Minahasa Utara, dengan menumpang sebuah angkot. Simon, rencananya akan melakukan pelayanan ibadah rukun Tonsea dan juga berniat untuk menghadiri undangan dari Partai Gerindra.
Namun Tuhan berkehendak lain, saat angkot masih di kawasan Pasar 45, dirinya ternyata berpulang Di dalam angkot, dia duduk dan seperti sedang tidur, kepalanya tersandar pada kursi di depannya.
"Kata beberapa orang yang mengantarkannya, mereka kira dia tidur karena pusing, ternyata sudah meninggal," ujar Adrianus Ngantung (61), adik almarhum yang ditemui Tribun Manado di RS Pancaran Kasih Manado.
Dalam ruang jenazah RS Pancaran Kasih, almarhum sudah dipakaikan jas rapi. Selain adiknya, di situ juga terlihat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Sulut Meidy Sumerah yang datang untuk memberikan penguatan dan motivasi kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Saya ke sini karena diberitahukan oleh teman wartawan yang juga pendeta," ungkap Meidy.
Menurut adiknya, almarhum sewaktu di Jakarta memang sudah sakit, tapi saat ke Manado dalam keadaan sehat. Rencananya jenazah akan diberangkatkan ke Jakarta pada Senin (28/10/2013).
"Kurang tahu jam berapa pastinya. Ia tinggal dan juga melayani di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta. Di sini hanya menginap di Pastori GKMI," pungkas adiknya. Source : Tribunnews