Islam kerap dianggap agama yang berbahaya di Amerika Serikat (AS), terutama usai serangan 9/11. Tetapi hal tersebut tidak membuat muslim di AS ketakutan dan bersembunyi, atau melakukan aktivitas diam-diam.
Mereka juga berkembang dan semakin eksis, dengan menularkan perilaku terpuji dan akhlak mulia. Salah satunya dibuktikan oleh seorang wanita bernama Tahera Rahman, yang kini menjadi seorang reporter pertama di AS yan mengenakan jilbab.
Reporter berjilbab pertama di Amerika, Tahera Rahman. Foto: dailymail.co.uk. |
Muslimah berusia 27 tahun itu, sekarang bekerja sebagai reporter untuk WHBF-TV, afiliasi CBS yang berbasis di Rock Island, Illinois, yang melayani kota-kota Quad. Seperti apa perjalanan Tahera mempertahankan jilbabnya saat bekerja di AS?
Wartawan dari Naperville, Illinois, telah bekerja di stasiun tersebut sebagai produser selama dua tahun. Dan ia tidak pernah melupakan mimpinya, bisa 'mondar-mandir' di depan kamera suatu hari nanti.
Ketika posisi reporter lain dibuka tahun lalu, ia pernah diberitahu oleh seorang rekannya bahwa Amerika tidak 'siap' untuk seorang reporter TV berhijab. Tapi ia tetap melamar. Terbukti, ia menjadi yang terbaik di antara semua pelamar. Dan Tahera memulai posisi purna waktu barunya awal bulan ini.
Tahera, yang mengatakan kepada The Des Moines Register bahwa, dia sedang 'menjalani mimpinya'. Reporter wanita pertama yang mengenakan jilbab ini, bekerja untuk salah satu stasiun TV mainstream di AS.
Reporter tersebut memutuskan untuk mulai mengenakan jilbab saat berada di kelas lima. Dan pada awalnya menghadapi perlawanan dari ibunya, yang mengira Tahera masih terlalu muda untuk memilih jalannya.
"Saya ingat pada hari pertama saya memutuskan untuk memakai jilbab. Saya keluar dari rumah dan berkata, "Ya Tuhan, tidak, saya mulai memakainya sekarang," dan saya berlari masuk dan menaruhnya di atas," ucapnya.
Dengan mengenakan jilbab, wanita Muslim bisa mewujudkan kepercayaan mereka dan mematuhi asas kerendahan hati.
Setelah lulus kuliah, Tahera, yang sudah memiliki mata kuliah jurnalisme, mengiriminya ke manajer dan profesor, mencari umpan balik mereka. Inilah saat seseorang mengatakan bahwa, negaranya 'belum siap' untuk memiliki reporter berhijab di televisi.
"Itu pernyataan halus yang sebenarnya memiliki dampak besar. Itu adalah hal-hal kecil, kerikil kecil yang terus melempari Anda dan berkata, "Hei, itu tidak akan berhasil,"," tegasnya.
Tahera tumbuh dengan memperhatikan ada kekurangan banyak orang, yang terlihat seperti dia di TV. Setelah mendengar komentar rekannya, Tahera melihat sebuah berita tentang seorang wanita berhijab, legislator Somali-Amerika pertama yang terpilih.
Ilhan Omar, seorang mantan pengungsi dan ibu tiga anak, menjadi anggota Partai Buruh Demokratik Partai Buruh Minnesota pada bulan November 2016. Dan Tahera membaca semua yang dia bisa tentang dia, dan berpikir: Ceritakan lagi tentang bagaimana Amerika tidak siap untuk ini.
Rekan-rekannya telah memberinya sambutan hangat dengan sebuah segmen khusus yang mengenalkannya pada pemirsa dan menapak perjalanannya sejauh ini, juga memuji dia atas karya 'hebatnya' sebagai produser.
Tahera sekarang bermaksud untuk terus melaporkan berita, saat mengenakan jilbabnya. Dan berharap pemirsa melihat pekerjaan dan bakatnya, bukan jilbabnya.
Baca Juga: Pria yang Mengaku dari Tahun 2030 Lolos Tes Kebohongan
"Saya ingin menjadi seperti saya lahir dan dibesarkan di sini dan saya memakainya, jadi saya adalah tempat saya berada. Dan Anda harus menghadapinya, karena ini juga Amerika saya," lugasnya.
1. Komentar sesuai topik, dilarang SPAM
2. Komentar dengan Link Aktif / alamat blog tidak akan di publish
3. Tidak semua pertanyaan sempat atau bisa dijawab
4. Thanks for visiting and the comment
EmoticonEmoticon