Presiden Amerika Donald Trump kerap menjadi bahan perbincangan warganet, mulai dari enggannya sang istri dipegang tangannya, makanan siap saji favoritnya hingga tentang rambutnya, meskipun banyak yang meragukan keasliannya.
Namun dalam sebuah acara talkshow sebelum menjadi presiden, sang pembawa acara pernah memegang rambutnya untuk menunjukkan bahwa tidak ada rekayasa yang dilakukannya. Ia menjelaskan, jika rambutnya masih asli.
Tetapi kini beredar, foto-foto yang menunjukkan rambut Presiden Donald Trump yang tertiup angin. Ada yang unik di sana, dan menyebabkan seorang ahli bedah plastik berspekulasi, apakah dia melakukan transplantasi rambut.
Sebuah video yang dirilis minggu lalu menunjukkan, saat Donald Trump menaiki tangga menuju Air Force One di Joint Air Base Andrews, sebelum terbang ke Mar-a-Lago pada 2 Februari.
Tapi saat dia menaiki tangga berkarpet, rambuntya yang tipis ditiup oleh angin kencang. Rambut tersebut memperlihatkan kulit kepalanya, dan sangat jelas menunjukkan titik-titik kebotakan. Bahkan di sana terlihat ada 'bekas luka'.
Pada tahun 1990, mantan istri Trump, Ivana, mengklaim dalam sebuah deposisi perceraian bahwa bos properti tersebut telah menjalani operasi pengurangan kulit kepala pada tahun 1989.
Dia mengatakan, bahwa dia telah bekerja dengan ahli bedah plastik Steven Hoefflin, yang mantan kliennya termasuk Michael Jackson dan Elizabeth Taylor.
Tapi Trump menolak klaim tersebut pada tahun 1993. Dan berulang kali menegaskan bahwa, rambutnya sepenuhnya asli tanpa ada rekayasa.
Sekarang, Daily Beast telah berbicara dengan dua ahli bedah plastik, tentang apakah presiden Amerika Serikat tersebut telah menjalani perawatan pengurangan kulit kepala atau tidak.
Prosedur ini melibatkan pemotongan potongan kulit kepala yang botak, untuk mendorong bagian kulit kepala lain lebih dekat.
Johns Hopkins University profesor otolaringologi Dr Lisa Ishii mengatakan kepada Daily Beast, bahwa operasi itu sulit dan berbahaya.
"Kulit kepala adalah kulit yang sangat kaku. Sangat sulit untuk menyatukan ujung-ujung kulit dan membuat mereka saling berdekatan satu sama lain. Jika Anda memiliki area botak besar, Anda harus memiliki beberapa prosedur berturut-turut. Anda tidak bisa melakukannya dalam satu kesempatan," ucapnya dikutip dari Daily Mail.
Dr Ishii menambahkan bahwa, operasi pengurangan kulit kepala digantikan oleh prosedur transplantasi rambut yang lebih aman dan efektif, pada tahun 1990an.
Ishii mengatakan bahwa dia meragukan bahwa Trump memiliki operasi pengurangan kulit kepala - 'prosedur usang' - namun mengatakan bahwa dia mungkin telah menjalani transplantasi rambut.
Dr Samuel Lam, pemilik Institut Lam untuk Pemulihan Rambut, tidak setuju.
"Jika Anda melihat sayatan vertikal di bagian belakang kulit kepala, itu sangat khas dari pengurangan kulit kepala," katanya. Trump 'paling mungkin' mendapat perawatan tersebut, Dr Lam menambahkan.
Namun dalam sebuah acara talkshow sebelum menjadi presiden, sang pembawa acara pernah memegang rambutnya untuk menunjukkan bahwa tidak ada rekayasa yang dilakukannya. Ia menjelaskan, jika rambutnya masih asli.
Misteri Rambut Presiden Amerika Donald Trump . Foto: dailymail.co.uk. |
Sebuah video yang dirilis minggu lalu menunjukkan, saat Donald Trump menaiki tangga menuju Air Force One di Joint Air Base Andrews, sebelum terbang ke Mar-a-Lago pada 2 Februari.
Tapi saat dia menaiki tangga berkarpet, rambuntya yang tipis ditiup oleh angin kencang. Rambut tersebut memperlihatkan kulit kepalanya, dan sangat jelas menunjukkan titik-titik kebotakan. Bahkan di sana terlihat ada 'bekas luka'.
Pada tahun 1990, mantan istri Trump, Ivana, mengklaim dalam sebuah deposisi perceraian bahwa bos properti tersebut telah menjalani operasi pengurangan kulit kepala pada tahun 1989.
Dia mengatakan, bahwa dia telah bekerja dengan ahli bedah plastik Steven Hoefflin, yang mantan kliennya termasuk Michael Jackson dan Elizabeth Taylor.
Tapi Trump menolak klaim tersebut pada tahun 1993. Dan berulang kali menegaskan bahwa, rambutnya sepenuhnya asli tanpa ada rekayasa.
Sekarang, Daily Beast telah berbicara dengan dua ahli bedah plastik, tentang apakah presiden Amerika Serikat tersebut telah menjalani perawatan pengurangan kulit kepala atau tidak.
Prosedur ini melibatkan pemotongan potongan kulit kepala yang botak, untuk mendorong bagian kulit kepala lain lebih dekat.
Johns Hopkins University profesor otolaringologi Dr Lisa Ishii mengatakan kepada Daily Beast, bahwa operasi itu sulit dan berbahaya.
"Kulit kepala adalah kulit yang sangat kaku. Sangat sulit untuk menyatukan ujung-ujung kulit dan membuat mereka saling berdekatan satu sama lain. Jika Anda memiliki area botak besar, Anda harus memiliki beberapa prosedur berturut-turut. Anda tidak bisa melakukannya dalam satu kesempatan," ucapnya dikutip dari Daily Mail.
Dr Ishii menambahkan bahwa, operasi pengurangan kulit kepala digantikan oleh prosedur transplantasi rambut yang lebih aman dan efektif, pada tahun 1990an.
Ishii mengatakan bahwa dia meragukan bahwa Trump memiliki operasi pengurangan kulit kepala - 'prosedur usang' - namun mengatakan bahwa dia mungkin telah menjalani transplantasi rambut.
Dr Samuel Lam, pemilik Institut Lam untuk Pemulihan Rambut, tidak setuju.
"Jika Anda melihat sayatan vertikal di bagian belakang kulit kepala, itu sangat khas dari pengurangan kulit kepala," katanya. Trump 'paling mungkin' mendapat perawatan tersebut, Dr Lam menambahkan.
1. Komentar sesuai topik, dilarang SPAM
2. Komentar dengan Link Aktif / alamat blog tidak akan di publish
3. Tidak semua pertanyaan sempat atau bisa dijawab
4. Thanks for visiting and the comment
EmoticonEmoticon